Relakanlah perpisahan kita ini
Iringailah pemergian daku nnti
Dengan doa yang tidak berhenti
Moga Islam terus berdiri
Usapilah genang airmata kasih
Senyuamanmu penguat semangat daku
Andai kita tak jumpa lagi
Ku semai cintamu di syurga
Bepisahlah dua jiwa
Meninggalkan kuntum cinta
Mekar di istama taqwa
Menyahut panggilan Allah
Dengan nama Mu Allah yang Maha Gagah
Langkah ku atur pasrah daku berserah
Menangkanlah kaum Muslilin
Hancurkanlah kaum musyrikin
Demi Islam ditegakkan
Hanzalah pergi ke medan jihad
Bersama dengan para sahabat
Bertempur hebat penuh semangat
Sehingga dia syahid akhirnya
Turunlah Malaikat ke bumi
Mandikan jasadnya simpati
Sucilah jasadnya mewangi
Diarak rohnya ke firdausi
Hening malam menyaksikan
Korban cinta dua insan
Baru diijab kabulkan
Rela menyahut seruan
Demi islam ditegakkan
Jihad menjadi pilihan
Hanzalah pergi ke medan jihad
Bersama dengan para sahabat
Bertempur hebat penuh semangat
Sehingga dia syahid akhirnya
Turunlah Malaikat ke bumi
Mandikan jasadnya simpati
Sucilah jasadnya mewangi
Diarak rohnya ke firdausi
Kisah Hanzalah Bin Abi Amir
Malam telah menyelimuti kota Madinah Al Munawwarah, bintang -bintang yang bertaburan membawa kedamaian dan ketenangan serta mimpi indah, yang jelas malam itu sebenarnya malam biasa, tapi tidak sama sekali bagi Hanzhalah bin Abi Amir Radiallahuanhu . Hari itu hari dimana mimpinya terwujud, hari yang lama datangnya hari yang lama ditunggunya hari itu Hanzhalah naik ke pelaminan.
Hanzhalah menikah pada suatu malam yang besok paginya terjadi perang di Uhud. Hanzhalah minta izin kepada Nabi Shalallahu alaihi wa salam untuk bermalam bersama isterinya. Sementara dia sendiri tidak tahu dengan pasti apakah malam itu malam pertemuan atau justru malam perpisahan. Nabi Muhammad Shalallahu alaihi wa salam memberinya ijin untuk menginap malam itu bersama pasangan kemantennya.
Manis macam apakah yang ada pada malam itu ? Rahasia apa yang dipendam hari itu dari Hanzhalah? Bersamaan dengan menyembulnya fajar pertama terdengar gemuruh perang, terdengar seorang menyeru dan mengumumkan jihad. Beberapa saat dia timbang-timbang antara kenikmatan dunia dan kenikmatan Akhirat Akhirnya dia memilih akhirat demi kenikmatannya. Untuk kemudian menyongsong panggilan jihad dan meninggalkan dunia dengan segala isinya.
Waktu itu Hanzhalah Radiallahuanhu masih Junub, belum sempat mandi besar, melesat memenuhi seruan kebenaran, serta melayang tidak menginjak bumi, Sepasang penganten malam itu melesat dengan membawa senjatanya untuk bergabung dengan Nabi Shalallahu alaihi was salam yang sedang menyiapkan barisan Muslimin, meyiapkan hati untuk melakukan transaksi dijalan Allah Hanzhalah masuk pasar surga ………… Perang sangat dahsyat berkemilau dengan serunya pada awalnya kemenagan diraih tapi tatkala pasukan pemanah meninggalkan posisi mereka, keadaan berbalik menjadi kacau dan orang-orang musyrik maju.
Akan tetapi beberapa tentara tetap teguh bertahan bersama Rasulullah Shalallahu alihi wa salam, termasuk di dalamnya Hanzhalah Dia terus menunjukkan dan membuktikan kecintaannya terhadap Allah Subhanahu wa ta'ala. Dia maju menghadap Abu Sofyan bin Harb Dengan cepat dia menebas kaki kuda Abu Sofyan dari belakang sehingga Abu Sofyan terjatuh dia menjatuhkannya dari atas kudanya seakan-akan dia menjatuhkan kebathilan yang telah mencuri kebenaran dan kebathilan yang mengacau akidahnya Pada saat itu datanglah Syaddad bin Al Aswad membantu Abu Sofyan melawan Hanzhalah Radiallahuanhu, untuk kemudian salah satu dari dua orang itu bisa membunuh hati yang bersih dengan lemparan lembing yang tembus Abu Sofyan berteriak “ Hanzhalah dengan Hanzhalah yang maksudnya dia telah membalaskan dendam anaknya yang terbunuh dalam perang Badar Hanzhalah Radiallahuanhu meninggalkan kita, tetapi bau wangi misik darinya tetap semerbak menyirami jiwa-jiwa generasi sesudahnya agar jiwa yang sedang tertidur menjadi bangkit dengan harapan suatu ketika akan menunggangi kuda-kuda Syahid.
Tanah menjadi suci dengan kemanten kita tadi lalu perang usai mereka yang telah melakukan transaksi telah menjajakan semua barangnya mereka membawa hati mereka dalam genggaman Untuk diterima atau ditolak oleh Allah Subhanahu wa ta'ala sesuai dengan kehendak-Nya.
Mereka yakin bahwa kesungguhan / kejujuran pada waktu itu adalah kekayaan yang paling berharga. Dan siapa yang sungguh- sungguh jujur dengan Allah tidak akan sia-sia.
Para Sahabat Radiallahuanhu yang masih tersisa mulai mencari saudara-saudara mereka yang masih menanti janji dari langit memilah-milah siapa yang lebih dahulu ke langit. Tangan mereka yang berusaha menyentuh jasad Hanzhalah Radiallahuanhu yang berlumur darah mereka kagum adanya rintik rintik air mengalir dari dahinya seperti butiran-butiran mutiara dan berjatuhan dari sela-sela rambutnya. Ini tentu menjadi misteri Apa maksudnya sampai kemudian para sahabat mendengar suara Nabi Shalallahu alaihi wa salam bersabda : “Sungguh Aku melihat Malaikat memandikan Hanzhalah bin Amir ra antara langit dan bumi dengan air awan dalam bejana terbaut dari perak.
Sesungguhnya Allah telah membeli jiwa dan harta orang-orang yang beriman dengan mendapatkan harga surga Selamat wahai anda Hanzhalah anda telah mendapat surga orang-orang Aus, Suku Hanzhalah sangat bangga dengannya karena dari suku mereka ada yang dimandikan Malaikat
Sesungguhnya Hanzhalah akan tetap menjadi kebanggaan dan terpatri dalam dada kaum muslimin bukan hanya untuk Aus saja! Semoga Allah ridha terhadap Hanzhalah bin Abi Amir Radiallahuanhu.
Sumber : kisah Islam.com
P/S : Aku belum mampu untuk sampai ke tahap itu tapi ku kan cuba mencapainya .Jihad terbesarku sekarang adalah jihad melawan hawa nafsu dan bisikan-bisikan syaitan yang senantiasa mengunjurkanku ke lembah kemusnahan...Moga-moga dijauhkan dan ku diberi kekuatan melawannya.
No comments:
Post a Comment